Kota Semarang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Semarang |
— Jawa Jawa Tengah — |
Tugu Muda |

Lambang |
|
Slogan: Semarang Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat) |
Lokasi Kota Semarang di Pulau Jawa |
Lokasi Kota Semarang di Pulau Jawa
|
Koordinat: 6°58′0″LU 110°25′0″BT |
Negara |
Indonesia |
Hari jadi |
2 Mei 1547 |
Pemerintahan |
• Wali kota |
Drs. H. Soemarmo HS, MSi |
Luas |
• Total |
373.67 km2 (144.27 mil²) |
Populasi (2006)[1] |
• Total |
1.268.292 jiwa |
• Kepadatan |
3.929/km2 (10,180/sq mi) |
Demografi |
• Suku bangsa |
Jawa, Tionghoa, Arab, dll. |
• Agama |
Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha |
• Bahasa |
Jawa, Indonesia |
Zona waktu |
WIB |
Kode telepon |
+62 24 |
Kecamatan |
16 |
Flora resmi |
Asam jawa |
Fauna resmi |
Kuntul perak |
Situs web |
http://www.semarang.go.id |
Kota Semarang adalah
ibukota Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah
Jakarta,
Surabaya,
Bandung, dan
Medan.
[rujukan?]
Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang
mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa. Bahkan, Area
Metropolitan Kedungsapur (
Kendal,
Demak, Ungaran
Kabupaten Semarang, Kota
Salatiga, dan Purwodadi
Grobogan) dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan Wilayah Metropolis terpadat ke 4, setelah Jabodetabek (
Jakarta),
Bandung Raya dan Gerbangkertosusilo (
Surabaya).
[rujukan?]
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang ditandai pula
dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di beberapa sudut kota.
Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan lalu lintas di
dalam Kota Semarang semakin parah. Kota Semarang dipimpin oleh
wali kota Drs. H. Soemarmo HS, MSi dan wakil wali kota
Hendrar Prihadi, SE, MM. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur
Jakarta, atau 312 km sebelah barat
Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara).
[2] Semarang berbatasan dengan
Laut Jawa di utara,
Kabupaten Demak di timur,
Kabupaten Semarang di selatan, dan
Kabupaten Kendal di barat.Luas Kota 373.67 km2
Geografi
Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4
kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan
kota bawah.
Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan,
banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan
merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan
kota atas,
di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati,Tembalang dan
Banyumanik. Pusat pertumbuhan di Semarang sebagai pusat aktivitas dan
aglomerasi penduduk muncul menjadi kota kecil baru, seperti di Semarang
bagian atas tumbuhnya daerah Banyumanik sebagai pusat aktivitas dan
aglomerasi penduduk Kota Semarang bagian atas menjadikan daerah ini
cukup padat. Fasilitas umum dan sosial yang mendukung aktivitas penduduk
dalam bekerja maupun sebagai tempat tinggal juga telah terpenuhi.
Banyumanik menjadi pusat pertumbuhan baru di Semarang bagian atas,
dikarenakan munculnya aglomerasi perumahan di daerah ini. Dahulunya
Banyumanik hanya merupakan daerah sepi tempat tinggal penduduk Semarang
yang bekerja di Semarang bawah (hanya sebagai dormitory town). Namun
saat ini daerah ini menjadi pusat aktivitas dan pertumbuhan baru di Kota
Semarang, dengan dukungan infrastruktur jalan dan aksessibilitas yang
terjangkau. Fasilitas perdagangan dan perumahan baru banyak bermunculan
di daerah ini, seperti Carefour, Mall Banyumanik, Ada Swalayan,
Perumahan Banyumanik, Perumahan Pucang Gading, dan fasilitas pendidikan
baik negeri maupun swasta, seperti Undip, Polines, Unika, dll, dengan
dukungan akses jalan tol dan terminal moda yang memperlancar
transportasi. Cepatnya pertumbuhan di daerah ini dikarenakan kondisi
lahan di Semarang bawah sering terkena bencana rob banjir.
Sejarah
Semarang pada tahun 1770.
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah
pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan
bagian dari
kerajaan Mataram Kuno.
Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya
terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga
sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu
membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini
dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan
berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan
Simongan, tempat armada Laksamana
Cheng Ho
bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng
Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi
dan disebut
Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai
Pangeran Made Pandan (
Sunan Pandanaran I),
untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke
waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah
pohon asam yang arang (bahasa Jawa:
Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar
Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai
Sunan Bayat atau
Sunan Pandanaran II atau
Sunan Pandanaran Bayat atau
Ki Ageng Pandanaran atau
Sunan Pandanaran saja).
Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan
pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan
Hadiwijaya dari
Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan
Kabupaten. Pada tanggal
2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan
Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan
Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada
VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia
mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai
hutangnya lunas. Pada tahun
1705
Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian
dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak
saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah
Hindia Belanda.
Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah
Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang
Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh
orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya
pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa
Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai
Militer
(Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang
masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama
sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah
peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan
balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri
kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama
Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946
Inggris atas nama
Sekutu
menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada
tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak
Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri,
wali kota Semarang
sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak
ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang
pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau
daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948.
daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug,
Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan
berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan.
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha
membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu
di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena
dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB
Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi,
Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang
kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri
di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna
memperlancar jalannya pemerintahan.
Daftar wali kota
Sejak 1945
Sejak tahun 1945 para wali kota yang memimpin kota besar Semarang
yang kemudian menjadi Kota Praja dan akhirnya menjadi Kota Semarang
adalah sebagai berikut:
- Mr. Moch.lchsan
- Mr. Koesoebiyono (1949–1 Juli 1951)
- RM. Hadisoebeno Sosrowerdoyo (1 Juli 1951–1 Januari 1958)
- Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat (7 Januari 1958–1 Januari 1960)
- RM Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1961–26 April 1964)
- Mr. Wuryanto (25 April 1964–1 September 1966)
- Letkol. Soeparno (1 September 1966–6 Maret 1967)
- Letkol. R.Warsito Soegiarto (6 Maret 1967–2 Januari 1973)
- Kolonel Hadijanto (2 Januari 1973–15 Januari 1980)
- Kol. H. Iman Soeparto Tjakrajoeda SH (15 Januari 1980–19 Januari 1990)
- Kolonel H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990–19 Januari 2000)
- H. Sukawi Sutarip SH. (19 Januari 2000–2010)
- Drs.H.Soemarmo HS, MSi / Hendrar Prihadi, SE, MM. (2010–sekarang)
Daftar penguasa Semarang
- Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586)
- Mas R.Tumenggung Tambi (1657-1659)
- Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 - 1666)
- Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666-1670)
- Mas Tumenggung Alap-alap (1670-1674)
- Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 -1701)
Di bawah VOC
- Raden Martoyudo atau Raden Sumoningrat (1743-1751)
- Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (1751-1773)
- Surohadimenggolo IV (1773-?)
- Adipati Surohadimenggolo V atau kanjeng Terboyo (?)
Pemerintahan Hindia Belanda
- Raden Tumenggung Surohadiningrat (?-1841)
- Putro Surohadimenggolo (1841-1855)
- Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860)
- RTP Suryokusurno (1860-1887)
- RTP Reksodirjo (1887-1891)
- RMTA Purbaningrat (1891-?)
Pemerintahan kemudian dibagi 2 : Kota Praja dan Kabupaten. Penguasa pribumi kemudian menjadi Bupati Semarang:
- Raden Cokrodipuro (?-1927)
- RM Soebiyono (1897-1927)
- RM Amin Suyitno (1927-1942)
- RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945)
Sementara penguasa Belanda menjadi Wali Kota Semarang:
- D. de Jongh (1916-1927)
- A. Bagchus (1928-1935)
- H.E. Boissevain (1936-1942)
Pemerintahan Republik Indonesia
- R. Soediyono Taruna Kusumo (1945-1945), hanya berlangsung satu bulan
- M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946)
Pemerintahan Republik Indonesia Serikat
- RM. Condronegoro hingga tahun 1949
Setelah pengakuan kedaulatan
- M. Soemardjito Priyohadisubroto (1946-1952)
- R. Oetoyo Koesoemo (1952-1956).
Utuk Bupati selanjutnya buka halaman
Kabupaten Semarang
Kotamadya
Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1950
tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Provinsi
Jawa Tengah.
Pembagian administratif
Kota Semarang terdiri atas 16
kecamatan dan 177
kelurahan
Kecamatan |
Kelurahan |
Banyumanik |
Pudakpayung, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Banyumanik, Semarang, Sumurboto, Banyumanik, Semarang, Srondol Kulon, Banyumanik, Semarang, Tinjomoyo, Ngesrep |
Candisari |
Candi, Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, Karanganyargunung, Tegalsari, Wonotingal |
Gajahmungkur |
Bendanduwur, Bendanngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Karangrejo, Lempongsari, Petompon, Sampangan |
Gayamsari |
Gayamsari, Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawahbesar, Siwalan, Tambakrejo, |
Genuk |
Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari, Genuksari,
Karangroto, Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo
Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo |
Gunungpati |
Cepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo,
Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng,
Sekaran, Sukorejo, Sumurejo |
Mijen |
Bubakan, Cangkiran, Jatibaran, Jatisari, Karangmalang, Kedungpani,
Mijen, Ngadirgo, Pesantren, Polaman, Purwosari, Tambangan, Wonolopo,
Wonoplumbon, |
Ngaliyan |
Bambankerep, Beringin, Gondoriyo, Kalipancur, Ngaliyan, Podorejo, Purwoyoso, Tambak Aji, Wonosari |
Pedurungan |
Gemah, Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul,
Pedurungan Lor, Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari,
Tlogomulyo, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan, |
Semarang Barat |
Bojongsalaman, Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul,
Kalibanteng Kulon, Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan, Manyaran,
Ngemplaksimongan, Salamanmloyo, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari |
Semarang Selatan |
Barusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari, Peterongan, Pleburan, Randusari, Wonodri |
Semarang Tengah |
Bangunharjo, Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman,
Kembangsari, Kranggan, Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul,
Pendrikan Lor, Purwodinatan, Sekayu |
Semarang Timur |
Bugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo |
Semarang Utara |
Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari, Tanjungmas |
Tembalang |
Bulusan, Jangli, Kedungmundu, Kramas, Mangunharjo, Meteseh, Rowosari, Sambiroto, Sendangguwo, Sendangmulyo, Tandang, Tembalang |
Tugu |
Jerakan, Karanganyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Randu Garut, Tugurejo |
Perwakilan
DPRD Kota Semarang hasil
Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari 9 partai, dengan perincian sebagai berikut:
Penduduk
Penduduk Semarang umumnya adalah
suku Jawa dan menggunakan
Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah
Islam. Semarang memiliki komunitas
Tionghoa
yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah,
mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan
Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.
Julukan
Kota Semarang mempunyai julukan sebagai:
Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di
Venesia (
Italia), sehingga
Belanda menyebut Semarang sebagai
Venetië van Java.
Lumpia adalah makanan khas Semarang, yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya Jawa dan China.
Semarang memiliki semboyan Kota ATLAS akronim (Aman, Tertib, Lancar,
Asri dan Sehat), sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota.
Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Walikota Semarang mengambil
slogan pariwisata Semarang, The Port of Java (Pelabuhannya Jawa) sebagai
upaya pencitraan kota Semarang sebagai pusat Pelabuhan Jawa.
Pada tahun 2009 dari wacana beberapa pihak, Walikota Semarang
menyetujui slogan "SPA", dimana konsekuensinya, dilakukan pembersihan
dan pembangunan dimana mana, (perbaikan saluran, jalan, trotoar, taman,
penataan pkl)
Pariwisata
Wisata Alam
Wisata Sejarah
Wisata Religi
Wisata Keluarga
Wisata Belanja
Acara
Kuliner
Masakan
Makanan khas Semarang antara lain adalah:
Jajan
Jajanan Pasar khas Semarang antara lain adalah:
Minuman
Minuman khas Semarang antara lain adalah:
Oleh-Oleh
Media
Surat kabar
Kota Semarang juga memiliki beberapa tediri dari 15-surat kabar yang terbit di kota ini antara lain:
Televisi
Terrestrial televisi
Kota Semarang juga memiliki beberapa terdiri dari 17-stasiun televisi (11-siaran nasional & 6-siaran lokal) seperti:
Televisi berlangganan
Kota Semarang juga memiliki beberapa televisi berlangganan seperti:
Radio
Kota Semarang juga memiliki beberapa terdiri dari 59-buah stasiun radio bersiaran lokal seperti:
Sarana Umum
Olahraga
PSIS Semarang
merupakan satu-satunya klub sepak bola profesional di Kota Semarang.
Pada musim 1999, PSIS berhasil menjadi juara Liga Indonesia, namun pada
musim kompetisi 2000 terdegradasi ke Divisi I. Pada musim 2006 bermain
di
Divisi Utama Liga Djarum Wilayah 1 dan meraih juara kedua setelah dalam final kalah 0–1 oleh
Persik Kediri Pada tahun ini PSIS kembali berlaga di Indonesia Super League tanpa dana bantuan APBD sama sekali.
Semarang United FC merupakan klub sepak bola yang mengikuti turnamen dalam ajang Liga Primer Indonesia.
Transportasi
Kota Semarang dapat ditempuh dengan perjalanan darat, laut, dan udara. Semarang dilalui jalur
pantura
yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di pantai utara Pulau Jawa.
Saat ini sedang dibangun jalan tol yang menghubungkan Semarang dengan
Solo. Angkutan bus antarkota dipusatkan di
Terminal Terboyo,
Kecamatan Genuk. Angkutan dalam kota dilayani oleh bus kota, angkot, dan becak. Pada tahun 2009 mulai beroperasi
TransSemarang,
yang juga dikenal dengan BRT (Bus Rapid Transit), sebuah moda angkutan
massal meskipun tidak menggunakan jalur khusus seperti busway (
Trans Jakarta) di
Jakarta.
Semarang memiliki peranan penting dalam sejarah kereta api Indonesia.
Di sinilah tonggak pertama pembangunan kereta api Hindia Belanda
dimulai, dengan pembangunan jalan kereta api yang dimulai dari desa
Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 26 Km) dengan lebar sepur 1435
mm. Pencangkulan pertama dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, Mr LAJ Baron Sloet van den Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalan
kereta api ini mulai dioperasikan untuk umum Sabtu, 10 Agustus 1867.
Pembangunan jalan KA ini diprakarsai sebuah perusahaan swasta
Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV
NISM) (terjemahan: Perseroan tak bernama Perusahaan Kereta Api
Nederland-Indonesia) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes. Kemudian,
setelah ruas rel Kemijen - Tanggung, dilanjutkan pembangunan rel yang
dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), pada 10 Februari
1870. Semarang memiliki dua
stasiun kereta api:
Stasiun Semarang Tawang untuk kereta api kelas bisnis dan eksekutif, serta
Stasiun Semarang Poncol
untuk kereta api kelas ekonomi dan angkutan barang. Kereta api di
antaranya jurusan Semarang-Jakarta, Semarang-Bandung, Semarang-Surabaya,
Jakarta-Semarang-Jombang, Jakarta-Semarang-Malang, Semarang-Tegal, dan
Semarang-Bojonegoro.
Angkutan udara dilayani di
Bandara Ahmad Yani,
menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota besar Indonesia setiap
harinya. Sejak tahun 2008 Bandara Ahmad Yani menjadi bandara
Internasional dengan adanya penerbangan langsung ke luar negri,
contohnya ke Singapura dan Kualalumpur.
Pelabuhan Tanjung Mas menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota pelabuhan Indonesia; pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.
Untuk memperlancar jalur transportasi ke arah kota/kabupaten di Jawa
Tengah di Bagian Selatan terutama jalur padat Semarang-Solo, saat ini
sedang dibangun Jalan Tol Semarang-Solo. Pada tahap pertama, pembangunan
jalan tol tersebut telah dioperasikan sebagian, yaitu Semarang-Ungaran
yang telah mulai digunakan tahun 2011. Saat ini, pembangunan jalan tol
ruas Ungaran-Bawen sedang dilakukan.
Kesehatan (Rumah Sakit)
Terdapat beberapa rumah sakit besar di Semarang antara lain:
Pendidikan
Semarang terdapat sejumlah perguruan tinggi ternama baik negeri
maupun swasta. Berdasarkan data dari DAPODIK Kota Semarang 2010/2011,
perguruan tinggi di Kota Semarang :
Selain itu di Semarang juga terdapat beberapa Sekolah Menengah Atas sangat baik dan unggul ,swasta maupun negeri terkemuka,
Sekolah Menengah Atas Tersebut antara lain:
Kota kembar
Lain-lain
- Semarang memiliki slogan sebagai Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat).
- Beberapa pasar besar a.l: ps.Johar, ps.Peterongan, ps.Jatingaleh,
ps.Banyumanik, ps.Kobong, ps.Karangayu, ps.Bulu, ps.Gang Baru dll.
- Perusahaan Farmasi antara lain Phapros, Saka Farma, DGPharm, Zenith
- Pabrik Jamu antara lain Jamu Jago, Sido Muncul, Nyonya Meneer, Jamu Leo dll
- Pernah populer penggunaan bahasa pergaulan yang disebut bahasa Walikan
Seniman dan selebriti
- Tukul Arwana, pelawak dan presenter talkshow Bukan Empat Mata di stasiun televisi Trans 7.
- Ki Joko Hadiwijoyo, dalang wayang kulit asal Kota Semarang.
- Ki Nartosabdho, dalang Wayang kulit asal Kota Semarang kelahiran Klaten yang meninggal pada tahun 1985 lalu.
- Anne Avantie, desainer kondang
- Asty Ananta, pemain sinetron dan pembawa acara
- Tia AFI, pemenang AFI indosiar
- Raden Saleh, pelukis Indonesia
- Philip ten Klooster, pematung Belanda
- Max van Egmond, penyanyi bas-bariton Belanda
- Daniel Sahuleka, penyanyi Belanda berdarah Maluku-Tionghoa-Sunda
- Nedly Andrew Girke Elstak, komponis, peniup terompet, dan pianis jazz Belanda
- Johanna Carolina van der Wal, musikus dan pianis Belanda
- Robert Maingay, pematung Belanda
Referensi
Pranala luar
Wikidata: Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar