Selasa, 16 Juli 2013

Sejarah Desa Bandengan

SEJARAH DESA BANDENGAN

Bandengan adalah sebuah desa yang terletak di pinggir selat jawa, disebelah timur berbatesan dengan desa citemu, sebelah barat berbatesan dengan desa mundu, dan disebelah selatan berbatesan dengan desa luwung. Pada masa kesultanan cirebon telah tinggal seorang yang bernama pangeran raja prabu atau ki gede krapyak atau ki tudu, di sebuah daerah yang bernama krapyak, atau sekarang di sebut desa bandengan. ki gede prabu berasal dari kesultanan cirebon, bliau menduduki krapyak bersama dengan anaknya yang bernama Nyimas Naga Runting. Nyimas naga runting adalah sosok wanita yang buta dan misterius, dia mempunyai kebiasaan memakan binatang hidup-hidup. Pangeran raja prabu membangun sebuah tempat tinggal yang sederhana di krapyak. Dilain tempat ada seorang Duda yang bernama sultan mata ngaji, dia ingin mempunyai istri yang mirip dengan istrinya yang dulu, kemudian ada seorang pembantu dari sultan mata ngaji yang bernama Kilayaman, berkata kepada sultan mata ngaji, “keinginan tuan untuk memiliki istri yang mirip dengan istri tuan yang dulu akan tercapai”. Lalu sultanpun percaya terhadap perkataan Kilayaman,” kira-kira dia ada di mana?”, tanya Sultan Mata Ngaji. Di daerah krapyak tuan, jawab Kilayaman. Ahirnya keduanya pun pergi ke krapyak. Kilayaman pada saat itu berbohong, padahal pada kenyataanya tidak ada wanita yang mirip dengan istri dari sultan mata ngaji tersebut. Kilayaman telah bekerja sama dengan pangeran raja prabu, untuk mengubah anak dari raja prabu menjadi seperti istri sultan mata ngaji. Kemudian raja prabu dan kilayamanpun berhasil mengelabuhi sultan mata ngaji, dan dinikahilah Nyimas Naga Runting oleh Sultan Mata Ngaji. Pada waktu itu sultan mata ngaji tidak mengetahui keadaan sebenarnya dari Nyimas Naga Runting, sultan mata ngaji tidak mengetahui bahwa Nyimas Naga Runting itu Buta. Kurang dari 40 hari, Sultan Mata ngaji memergoki istrinya dengan mulut penuh dengan darah, setelah di selidiki ternyata istrinya itu memiliki kebiasaan memakan binatang hidup-hidup. Ahirnya kebohongan dari Kilayaman dan Raja Prabu pun terbongkar. Lalu Sultan mata ngaji meninggalkan nyimas naga runting, karena tidak suka dengan kebiasaan istrinya tersebut. Dengan keadaan anak semata wayangnya di tinggal oleh suaminya itu, raja prabu pun tidak terima. Raja prabupun memnuntut pertanggung jawaban dari Kilyaman yang telah menjodohkannya. Tuntutan dari raja prabu adalah bahwa Kilayaman harus menikahi anaknya tersebut. Kilayaman menolak tuntutan dari raja prabu, karena dia mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Nyi Mas Naga Runting. Kilayaman mau menerima tuntutan dari raja prabu, tetapi dia memberikan satu syarat kepada raja prabu, yakni Pertempuran antara raja prabu dan kilayaman, lalu raja prabupun menerima syarat itu. Pertempuran itu pun memporak porandakan daerah krapyak dan sekitarnya sehingga hutan menjadi rata. Pertempuran itu pun di menangkan dimenangkan oleh Kilayaman. Kesimpulannya desa bandengan ada karena adanya perang yang memporak porandakan atau meratakan daerah tersebut. Pada tahun 1911 krapyak dihuni oleh masyarakat dan sudah mempunyai pemimpin yang di sebut Kuwu. Tidak ada seseorangpun masyarakat bandengan yang mengetahui nama asli dari Kuwu pertama tersebut, tetapi masyarakat bandengan menyebutnya dengan panggilan Kuwu Pengeran. Yang memberi nama daerah tersebut Desa Bandengan adalah Kuwu pengeran, karena pada waktu itu terdapat beberapa ternak bandeng atau Balong yang isinya ikan Bandeng.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar